Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna

Assalamu Alaikum....
Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna

::ALLO_IT:: Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna
Naskah Drama Kotak Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna....Kalai ini admin akan posting tentang Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna, d mana Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna ini sangat pantas di tampilkan di depan khalayak, karena Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna ini mudah untuk di perankan dan mudah di pahami alurnya.Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna banyak makna yang kita dapat di dalamnya dan Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna ini mempunyai banyak sumber inspirasi di dalamnya. Semoga Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna di simak dengan baik oleh pembaca dan Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna bermanfaat bagi si pembaca. silahkan jika si pembaca ingin membaca sedikit mengenai Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna di bawah ini.



::ALLO_IT:: Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna
BAYANGAN TEKS  :  NASKAH INI, DALAM KONTEKS PERFORMING ART ATAU PERTUNJUKAN TEATER MUNGKIN LEBIH BAIK DISEBUT SEBAGAI “SOLO PERFORMANCE”. STRUKTURNYA DIBANGUN MENYERUPAI INSTALASI PERTUNJUKAN. INSTALASI YANG DIBANGUN SENDIRI OLEH AKTOR YANG MEMERANKANNYA. SETIAP PEMBAGIAN PERISTIWA MEMILIKI KEMUNGKINANNYA SENDIRI UNTUK BERKEMBANG ATAU MENJADI LAIN SAMA SEKALI DARI PERISTIWA LAINNYA. TIDAK ADA BATAS ANTARA DUNIA LUAR DENGAN DUNIA DALAM ATAU ANTARA KARAKTER LUAR DENGAN KARAKTER DALAM YANG DIMAINKAN AKTOR. SEPENUHNYA MONOLOG INI MEMBUKA KEMUNGKINAN UNTUK AKTOR MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA YANG DIJALANKANNYA SENDIRI. AKTOR BUKAN DIBUAT SIBUK OLEH RUANG PERTUNJUKAN YANG TELAH DIRANCANG. MELAINKAN SEBALIKNYA: AKTOR MEMBUAT RUANG MENJADI SIBUK OLEH PERBUATANNYA SENDIRI DALAM MEMBANGUN RUANG PERTUNJUKAN. IDE DASAR DARI NASKAH INI BERANGKAT DARI USAHA UNTUK MENYAMPAIKAN BAGAIMANA MEMORI TERHADAP SATU PERISTIWA YANG MEMBEKAS, ATAU SEJARAH TENTANG SEBUAH KOTA, MEMBUAT RUANG TERSENDIRI DALAM DIRI SESEORANG YANG MEMILIKI MEMORI ITU. MEMORI ITU TIDAK BISA DIHAPUS, MELAINKAN TUMBUH SEPERTI BENALU DALAM WAKTU. KADANG MEMORI ITU BISA MENJADI MOTIVASI UNTUK ENERJI KEHIDUPAN, TETAPI JUGA KADANG MENJADI BATU BESAR YANG MEMBAWA NALURI KEMATIAN. DI ANTARA DUA ENERJI INI, KEHIDUPAN SEPERTI MENCIPTAKAN NYANYIANYA SENDIRI DENGAN PARA PENYANYI YANG BERSEMBUNYI DALAM TUBUH KITA SENDIRI. SEPATU DAN ANJING MENJADI IKON PENTING YANG MERAJUT INSTALASI PERTUNJUKANNYA INI.

1.Nota Pembelian Sepasang Sepatu

::ALLO_IT:: Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna
Aku menemukan sebuah warna hitam, seperti tetesan,  di sebuah kertas nota pembelian sepasang sepatu. Warna hitam itu menarik perhatianku karena dia berada tidak pada tempatnya. Lebih sebagai kotoran di nota yang tercetak dengan rapi itu. Kenapa begitu saja aku berpikir bahwa warna hitam itu bukan bagian dari kertas nota? Bahkan aku menyebutnya sebagai “kotoran”? Aku menjadi sangat sensitif dengan setiap kata yang kugunakan untuk melihat persoalan ini. Aku tidak mau terjebak dalam pilihan kata yang tidak tepat yang akhirnya akan membawaku semakin juah dari persoalan tetesan warna hitam pada kertas nota pembelian sepatu itu. Kita bisa tersesat jauh hanya karena pilihan kata yang tidak tepat, lalu konflik mulai bermunculan menggerogoti setiap kalimat yang kita gunakan. Ini bukan negeri bahasa. Ini negeri kertas nota pembelian sepasang sepatu. Memilih kata untuk berbicara sama di antara memilih api dan bensin. Aduh, kenapa “api” dan “bensin”? Kenapa bukan “bunga” dan “kupu-kupu”? Aku seperti melihat mahluk yang terkepung binatang buas yang namanya bahasa. Lalu mahluk itu tidak punya tempat lagi untuk menyelamatkan diri. Seluruh tempat sudah sempit dan penuh. Tak ada lagi ruang kosong. Orang tidak percaya lagi dengan adanya ruang kosong. Kalau ruang kosong itu masih ada dan ditemukan, pasti dengan segera orang berbondong-bondong pergi untuk menguasai ruang itu dan seketika dia berubah menjadi tempat yang penuh lagi. Semua tempat sudah ada pemiliknya. Tidak ada ruang tanpa identitas. Dan mahluk itu pun akhirnya harus membiarkan dirinya menjadi santapan bahasa yang buas itu. Perlahan-lahan dia tenggelam sebelum akhirnya sekarat. Sebelum sekarat, dalam satu detik, dia masih sempat teringat: apakah sorga itu ada? Kalau ada, pasti sorga itu bukanlah bahasa. Bahasa adalah neraka. Tidak ada orang yang bisa menolongmu untuk keluar dari jeratan bahasa. Tuhan pun tidak pernah mengajarimu berdoa dan berbuat baik agar tidak masuk ke dalam api bahasa.
Aduh, siapa sih yang telah berlaku ceroboh meninggalkan tetesan hitam di kertas nota itu? Percetakan pasti tak bersalah. Percetakan selalu bersih seperti pintu sorga. Kertas nota itulah yang kotor hanya karena tetesan warna hitam di atasnya.
Siapa yang mau perduli dengan semua ini?







::ALLO_IT:: Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna

Aku toh tidak mungkin kembali ke toko tempatku membeli sepatu itu, dan meminta mereka untuk menukar kertas nota pembelian tanpa tetesan hitam di kertasnya. Nota yang bersih. Penjual sepatu di toko itu pasti akan terheran-heran dan melihatku seperti seekor kuda tanpa kepala yang datang ke tokonya bukan untuk urusan sepatu, melainkan urusan kertas nota pembelian yang bersih. “Mbak, atau, mas, tolong dong ganti nota pembelian sepatu saya dengan nota yang bersih, yang tidak ada nodanya.
Please ya, tolong saya.” Ah itu tidak mungkin. Itu hanya akan mempermalukan saya. Tetapi kenapa tidak mungkin? Kenapa akan mempermalukan saya? Mungkin pegawai itu akan dipecat oleh bosnya karena telah memberikan nota dengan noda hitam di atasnya. Ah, masak pemecatan dilakukan hanya karena sebuah noda hitam di atas nota. Tidak mungkin, toh? Tetapi tetesan itu telah membuat kesibukan baru untukku hari ini. Seperti ada orang lain yang memasuki diriku karena tetesan warna hitam di kertas nota itu. Pasti yang datang dan masuk ke dalam diriku itu adalah orang yang telah meneteskan warna hitam di atas kertas nota pembelian itu. Busyet, ada tamu tak diundang nih, yang datang dari tetesan warna hitam di kertas nota pembelian itu. Dan aku sudah tak ingat lagi dengan sepasang sepatu yang baru kubeli yang telah membuatku kini harus berhubungan dengan tetesan hitam. Kalau ini aku laporkan ke majikan pemilik toko sepatu itu, pasti dia akan memecat pelayan tokonya yang telah memberikan kertas nota yang tidak bersih kepadaku. Atau mungkin juga dia akan melihatku sama seperti melihat seekor kuda tanpa kepala yang datang ke tokonya bukan untuk urusan sepatu, melainkan urusan kertas nota pembelian yang bersih. Aku mencoba memeriksa kembali diriku. Aku mulai berpikir mungkin aku bisa mengenali orang yang memasuki diriku itu dengan cara memeriksa kembali kenapa aku menyebut tetesan itu sebagai berwarna hitam?


Jika Anda inging Mendownload Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna Klik Link Di Bawah Ini

0 Response to "Naskah Drama Nyamuk Dari Kremi Karya Afrizal Malna"