Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono

Assalamu Alaikum.....
Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono....Kalai ini admin akan posting tentang Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono, d mana Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono ini sangat pantas di tampilkan di depan khalayak, karena Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono ini mudah untuk di perankan dan mudah di pahami alurnya.Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono banyak makna yang kita dapat di dalamnya dan Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono ini mempunyai banyak sumber inspirasi di dalamnya. Semoga Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono di simak dengan baik oleh pembaca dan Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono bermanfaat bagi si pembaca. silahkan jika si pembaca ingin membaca sedikit mengenai Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono di bawah ini.


::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
SINOPSIS : SEORANG wartawan mencoba memberikan kesaksiannya, tentang Pak Mardiko yang pepe di Balai Desa Menangan. Sudah hampir 30 tahun Pak Mardiko, seorang buruh tani, pepe seperti itu, digerus hujan dan debu. Pak Mardiko pepe menuntut kejelasan nasib anaknya yang dituduh mengerakkan kerusuhan, dan hilang tak tentu rimbanya.
Kegigihan Pak Mardiko, membuat Pak Lurah merasa terganggu. Ia merasa itu sebagai ancaman atas jabatannya. Bermacam usaha ia lakukan. Membujuk secara halus, sampai mengirim petugas keamanan untuk menggertak dan menghentikan pepe Pak Mardiko. Tetapi Pak Mardiko bergeming. Ia terus menuntut agar Pak Lurah memberi penjelasan, bagaimana nasib anaknya yang semata wayang itu. Ia yakin, Pak Lurahlah yang merancang skenario penangkapan itu, yang merekayasa peristiwa kerusuhan antar desa itu. Untuk mencuci tangan, Pak Lurah melimpahkan semua kesalahan itu pada anaknya. Pak Mardiko yakin itu. Karena itulah, ia terus bersikukuh pepe, meski tubuhnyta telah renta dan sakit-sakitan.

::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
Peristiwa itulah yang ingin diberitakan oleh wartawan itu. Tetapi ancaman dan “situasi politik” di desa itu, membuatnya bimbang dan peragu. Ia terombang-ambing untuk menentukan sikap, bertahan sebagai jurnalis atau menyerah sebagai “wartawan resmi”. Ia merasa tak berdaya. Tapi ia terus didorong untuk menuliskan peristiwa itu sebenar-benarnya. Pertarungan pun bergolak dalam batinnya. Sampai kemudian ia menyadari dirinya tak lagi punya kata-kata, tak bisa bersuara. Lidah telah pingsan dalam mulutnya. Membuat apa pun yang diucapkan terdengar aneh dan ganjil.
LAGU LIDAH PINGSAN

Kalau kamu korannya tengu
aku tak mau diwawancara
Jangan Tuan dan Nyonya,.. curiga slalu
lantas nglarang pementasan sandiwara
Ke Djokdja bersama teman
jangan lupa ke Pasar Kembang
Memang sukar jadi wartawan
nulis benar nyawa melayang
Ada kucing naik di atap
turun hujan jadi basah kuyup
Jangan heran koran tiarap
sebab nasibnya tergantung SIUPP
Paling enak buah durian
beli empat dapat sembilan
Paling enak jadi Anggota Dewan
purna tugas dapet cincin sepuhan
Jalan-jalan ke Parangtritis
ombak menghantam istana pasir
Jadi cendekiawan janganlah kritis
salah-salah bisa tersingkir
Buah pare rasanya pahit
buah pace rasanya sengir
para nasabah hatinya sakit
bank-nya pailit pemilik ngacir
Paling senang penyanyi orkes
dipuja-puja dan dikagumi
Paling senang konglomerat sukses
tapi sayang hobby-nya kolusi
Siang-siang udara gerah
paling enak hanyalah mandi
Ada orang sibuk operasi lidah
agar jadi priyayi tinggi

::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
RUANG REDAKSI SURAT KABAR. DI BAGIAN BELAKANG PANGGUNG TERPAMPANG PAPAN BERTULISKAN: KANTOR REDAKSI “SOEARA RAHAKJAT” TERBIT SEJAK TAOEN 18….. SEORANG WARTAWAN TENGAH SIBUK MEMBIKIN LAPORAN. ADA PIKIRAN YANG MENGHATUINYA, YANG MEMBUAT IA TAK JENAK, HINGGA IA LEBIH BANYAK TERMANGU DI DEPAN MESIN TULIS. SAMPAI AKHIRNYA IA MENARIK KERTAS ITU, SELINTAS MEMBACA, SEBELUM AKHIRNYA MEMBUANG KERTAS ITU.

::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
WARTAWAN: Salah. Memang salah. Barangkali menjadi wartawan merupakan kesalahan saya. Lha wong banyak profesi, eh kok saya memilih jadi wartawan alias nyamuk pers, kuli tinta eh malah sekarang ganti kuli disket. Kuli ! Cuma kuli ! Tak pernah jadi juragan. Bukankah menjadi juragan juga menjadi hak setiap kuli, eh bangsa ? Hakekat kuli itu ya cuma jadi orang suruhan. Orang yang berposisi “di”, tidak pernah menempati posisi “me”.

(KEPADA PENONTON)

Coba sebutkan, di dunia ini apa enaknya berposisi “di”. Kecuali diperkosa cewek cakep, tidak ada yang lebih enak dari posisi “di”. Beda dengan “me”. Misalnya me-merintah, me-nindih, membungkam, merampok ata me-me yang lain. Baik yang dilakukan secara kasar maupun secara struktural-sistemik !

::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
Sudah lama saya bercita-cita memiliki posisi “me”. Tak usahlah yang aneh-aneh. Sederhana saja. Menulis berita dengan benar. Itu artinya menulis fakta. Bukan fiksi. Soalnya, sudah terlalu lama saya jadi penulis fiksi yang menyamar sebagai wartawan. Lama-lama saya sungkan juga kepada para pengarang, para sastrawan, para budayawan. Saya telah menyerobot lahan mereka dalam hukum kompetensi yang tidak pernah jelas ini…. Tapi, mestinya mereka memaklumi posisi saya. Saya ini memang wartawan. Tapi wartawan Indonesia. Tentu saja beda dengan wartawan sono yang tidak merasa kenal dengan sensor, imbauan, telpon, dan lainnya. Tapi kepada mereka toh saya bisa agak nyombong: apa enaknya jadi wartawan tanpa rambu-rambu ? Kalian mesti belajar dari kami: wartawan dunia ketiga yang selalu terdidik untuk rendah hati, terdidik untuk menulis berita secara sopan, rapi dan tertib. Bahkan saking tertibnya malah kami sampai lupa untuk menulis berita yang sesungguhnya.

::ALLO_IT:: Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono
Terus terang, kami ini sudah imun kritik. Kami tak lagi silau dengan jargon-jargon yang menggelembungkan kami; seolah-olah kami ini pengawal demokrasi. Kami tidak mau terjebak ke dalam mitos-mitos yang menyumbat derasnya tiras kami. Oplag adalah ideologi kami !

(MERINTIH)


Jika Anda inging Mendownload Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono Klik Link Di Bawah Ini

0 Response to "Naskah Drama Lidah Pingsan Karya Agus Noor & Indra Trenggono"