BERAWAL DARI MIMPI AKU SEPERTI INI...???

Assalamu alaikum WR.WB.
Allo-IT----"Berawal dari Mimpi Aku Seperti ini..."

__Allo-IT__"Berawal dari Mimpi Aku Seperti ini" Untuk kesempatan ini saya akan mengisi postingan saya dengan tema "Berawal dari Mimpi Aku Seperti ini". "Berawal dari Mimpi Aku Seperti ini" ini untuk menambah gairah si pecinta cerpen untuk membacanya. semoga postingan saya yang bertemakan "Berawal dari Mimpi Aku Seperti ini" tdk mengecewakan sodara-sodara pecinta cerpen.


Aku bodoh, aku bingung, menuruti kata hati atau menuruti kata teman. Mereka berkata tinggalkan saja, tapi hati ingin terus berharap. Semua usaha yang ku lakukan hanya sia-sia belaka, perjuangan, penantian dan perasaanku tak terbalaskan. Kehancuran hatiku sejak awal pengharapan sampai akhir perjuangan. Beberapa kata penolakan yang pernah ku alami yang masih terus teringat dikepalaku “aku ngak bisa”, “aku masih ada yang punya”, “aku mau kakak menjadi kakakku saja”. Gadis yang ku kagumi, dan selalu ku dambakan, terus mengecewakan ku. Berkali-kali aku menyatakan perasaanku tapi tak pernah terbalaskan. Sudah dua tahun aku menunggunya, tapi ia tak kunjung suka padaku. Dia adalah adik kelasku. Senja yang sunyi menutup hari ini dengan air mata dalam hatiku.
Ku habiskan waktuku berbaring di kasur yang tebal, melihat ke layar televisi 21”. Mencari bagaimana langkah selanjutnya yang harus ku ambil. Sebuah film terkadang menginspirasikan ku. “Sang Pemimpi”, sebuah film yang menceritakan perjuangan tiga orang sahabat yang berusaha untuk sukses dan mengejar cinta, dalam film itu ku lihat Arai salah satu tokoh utama dalam film itu berguru pada seorang pedangdut ternama, kemudian menyatakan cinta dengan bernyanyi sambil memetikkan gitar di depan rumah kekasih hatinya. Bisakah aku melakukannya? Kurasa tidak. Bernyanyi sambil bermain gitar terkadang menghibur ku, tapi terkadang juga membuat ku lebih sakit, nada dan melodi gitar mengoyakkan hati yang telah perih. Terkadang ku berpikir mungkin bakatlah atau memang bakatlah yang menentukan segalanya. Andai aku kapten tim futsal yang handal menyerang pertahanan lawan, andai aku play maker team basket yang menentukan pola serang dan strategi permainan di lapangan, mungkin keberadaanku akan lebih berarti. Terdengar seperti aku tidak bersyukur pada karunia-Nya.
Pagi yang cerah hari ini pun terasa mendung seperti hatiku. Setiap hari terasa sama, sekolah, belajar, istirahat, belajar, pulang.  Melirik gadis itu hanya membuat ku cugak plus cugak karena senyum terkadang hanya dibalas rengutan, dan tertawaan dari teman-temanku. Semakin kita susah mendapatkan sesuatu maka akan semakin sayang kita pada sesuatu itu, kata yang pernah kudengar dari seseorang yang aku lupa siapa gerangan. Aku yakin kata tersebut. Orang jenius adalah orang yang bisa mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Aku juga yakin itu. Seorang temanku berkata “Itu takdir!” aku pun jadi repot memikirkan pernyataan terakhir itu. Hingga aku pergi ke sekolah dan menjalani jam kosong seperti biasa. Aku hanya diam, kelas terus begini, suara ribut cewek-cewek rewel di kelas yang selalu menyebalkan, suara mereka seperti knalpot “Ahau”. Knalpot yang menyebalkan di masa laluku.
Aku sudah benar-benar-benar bosan. Aku harus benar-benar bicara pada gadis itu. Harapanku mengganggu hari-hariku. Malam nanti pasti ku temui dia, akan ku katakan semua yang ada di hatiku tentang aku, hatiku dan dirinya. Sekarang yang harus kulakukan adalah tinggal menunggu, masih lama, ini baru pukul 08.59, aku akan memintanya bertemu pukul delapan nanti malam.
►►►►►
            Selasa, 26 Desember 2010 malam ini akan menjadi malam yang memilukan ataukah memulihkan hati. Aku harus bersiap, apapun bisa terjadi nanti. Jam tanganku sudah menunjukan pukul 08.10 PM, sudah sepuluh menit aku menunggunya, ku harap gadis itu datang. Tanganku sudah merah digigit nyamuk asrama yang ganasnya bukan kepalang. Di sebelah kamar 6 asrama putri ini aku biasa menunggunya untuk bertemu, walau terkadang ia sibuk dan tak mau bertemu. Sejauh mata memandang sejauh itu pula hutan, di dekatku hanya ada jemuran anak putri yang menemani. Dimana kau gadisku? Aku menunggumu.
“Kak..”
Aku terkejut mendengar suara merdu menyapa ku.
“Hem... maf yo ganggu, biso ngomong bentar dak?”, pinta ku
Biso.. nak ngomong apo?”, ujarnya.
Aku bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Kulihat matanya yang biru, ia tersenyum manis. Semua rasa kesal di hati telah hilang entah kemana. Senyumnya begitu indah, tak bisa ku lepaskan pandangan ku pada senyuman indah itu. Saat ia tersenyum aku ingat betapa anggunnya ia saat menari. Tubuhnya yang elegan, gerakannya yang lentik. Aku juga suka caranya bicara, seolah tak pernah ada beban, selalu ceria. 
“Kak.. ngapo?”, dia mulai berbicara padaku dengan nada centil.
“Hem...dak apo-apo cuman nak ngomong be. Kangen aku dengan kaaauu
Yahh... kan tiap hari ketemu”
Bener jugo sih..”
“Kangen nian apo?”
Iyo, niaan
“Huhuhu”, dia tersenyum dengan indahnya.
“Boleh jujur dak?”
“Boleh, ngapo emang?”
Hem... aku akhir-akhir ini cemburu nian mo kau”
Neh.... ngapo cem tuhh??”
PP adek di FB..”
Ngapo?”
Dak seneng aku jingok dedek deket-deket dio
Heeemmm..... dio tuh kawan kuh kak..”
“Jadi kalaw kawan boleh cem itu yee?”
Hemm... kakak nih cewek dio be dak marah..”
Yo.. tapi kakak yang marah..”, ujarku kesal.
“Hah..............!”, dia terkejut
Emang aku bukan sapa-sapa, tapi... aku cemburu!”, Suaraku mulai menghilang.
Suasana mulai hening, aku tak tahu apa yang ku katakan ini benar atau bahkan akan memperburuk keadaan.
“Aku tahu kakak seneng samo aku, tapi aku dak tau apo aku jugo seneng samo kakak..”, ujarnya sedikit kebingungan.
“Tapi ngapo cak itu?”
“Aku bingung....”
“Aku dak tau cak mano caro buat dedek yakin.. dedek nih selalu bingung... jadi aku melok-melok bingung..............”
Neh ngapo macem tuhh?..”
Yo soalnyo kakak nih seneng nian samo dedek tuh...”
“Uaa..! aku bingung!”, ujarnya setengah merengek.
“Untuk yang kesekian kalinya... Gadis galak dak jadi cewek kakak..?”, ujarku menyatakan inti dari pembicaraan.
“Hehm..... Oke deh!”, ujarnya sambil tersenyum.
Itu adalah kata yang ku tunggu-tunggu semenjak pertama aku menaruh hati padanya. Aku bahagia, aku sangat bahagia. Apakah aku bermimpi? Kalau iya, tolong jangan pernah bangunkan aku, karena aku sangat suka mimpi ini.

0 Response to "BERAWAL DARI MIMPI AKU SEPERTI INI...???"